Jakarta -Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) punya
alasan kuat ingin menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Salah satu alasannya karena anggaran subsidi BBM yang masih sangat
besar.
"Kami mencoba realistis, kalau misalnya Pak Jokowi dan JK
harus menyesuaikan harga di awal pemerintahannya itu karena beban APBN
yang cukup berat," ungkap Anggota Komisi VII dan fraksi PDI-Perjuangan
Effendi Simbolon saat ditemui di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu
(30/08/2014).
Effendi mengklaim kebijakan Jokowi yang ingin
menaikkan harga BBM subsidi juga karena alasan rakyat. Penyaluran BBM
subsidi memang selama ini dinilainya tidak tepat sasaran.
"Pak
Jokowi ingin menaikkan harga BBM bersubsidi itu demi rakyat. APBN ini
untuk rakyat jadi kita lihat eksistensi Pak Jokowi dan JK punya
kemampuan di awal pemerintahannya saja mengambil kebijakan yang tidak
populer," imbuhnya.
Jika nanti harga BBM subsidi dinaikkan,
Jokowi sudah mempunyai program khusus pemberian subsidi langsung kepada
masyarakat. Metodenya seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara
transparan kepada masyarakat yang kurang mampu.
"Kita punya program social-map jadi setiap orang yang punya hak menerima bantuan langsung masuk ke daftar. Anda kategori miskin langsung dapat social-map ini karena adanya kenaikkan harga BBM subsidi," jelasnya.
Di
tempat yang sama pengamat politik ekonomi Ichsanuddin Noorsy
berpendapat jika harga BBM subsidi dinaikkan Rp 1.000/liter saja maka
akan inflasi akan naik 1,43%. Selain itu laju presentase kemiskinan juga
akan naik 0,41%.
"Artinya akan ada 1,5 juta hingga 1,6 juta masyarakat miskin baru jika harga BBM subsidi naik Rp 1.000/Liter," katanya.
Seperti diketahui, dalam Rancangan APBN 2015, anggaran subsidi BBM
dianggarkan Rp 291 triliun dengan kuota sebanyak 48 juta kilo liter.
# Wiji Nurhayat - detikfinance
Sabtu, 30/08/2014 14:15 WIB