counter

Jumat, 23 Oktober 2015

Gempa 5 SR Goyang Jepara Jawa Tengah

Jepara - Gempa bumi berkekuatan 5 skala richter (SR) menggetarkanJepara, Jawa Tengah. Tidak ada peringatan tsunami dalam gempa tersebut.
"Gempa terjadi pada Jumat (23/10/2015) pukul 01.10 WIB," tulis situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)bmkg.go.id, Jumat (23/10/2015),
BMKG menjelaskan, koordinat gempa berlokasi di 6.39 Lintang Selatan-110.91 Bujur Timur.
Lokasi gempa terjadi di 26 km Timur Laut Jepara-Jateng, 45 km Timur Laut Kudus-Jateng, 47 km Barat Laut Pati-Jateng, 84 km Timur Laut Semarang-Jateng, dan 454 km Tenggara Jakarta-Indonesia.
Gempa terjadi pada kedalaman 14 kilometer. Namun sejauh ini belum diketahui apakah ada kerusakan atau korban dalam kejadian ini. 

Jokowi Diminta Jangan Percaya LSM Asing Terkait Kebakaran Hutan

Jakarta-Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak mudah percaya kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing soal kasus kebakaran hutan. Sebab menurut Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo LSM asing itu kebanyakan menjadi operator kepentingan asing.
"Saya terus terang sejak awal mencurigai keberadaan LSM-LSM asing yang berada diIndonesia. NGO asing ini cenderung menjadi kaki tangan kepentingan ekonomi global," kata Firman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Sehingga, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu mengingatkan agar pemerintah bisa berlaku objektif dan tidak asal menuduh, apalagi memvonis perusahaan melakukan pembakaran tanpa memverifikasi terlebih dahulu.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR, Syaefullah Tamliha mengingatkan jika perusahaan itu memang terbukti melanggar, pemerintah bisa memberikan sanksi berupa denda kepada perusahaan sawit tersebut.
"Namun, yang paling penting justru bagaimana pemerintah memberikan perlindungan kepada masyarakat adat agar mereka bisa bertahan hidup tanpa harus menimbulkan kebakaran atau bencana lebih luas," kata Tamliha.
Bukan hanya itu, Pengamat Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun pun meminta Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi kepada para kabinetnya agar masalah ini bisa diatasi.
"Presiden Jokowi harus melakukan evaluasi secara serius terhadap kinerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya)," kata Ubedilah.
Menurutnya, Menteri Siti Nurbaya tidak memiliki rencana antisipasi dan penanganan kebakaran secara sistemik dan masif. Bahkan, dalam kasus asap Menteri Siti dianggap cenderung reaktif.
"Bicara hutan dan lingkungan hidup adalah sebuah program jangka panjang. Ini yang tak terlihat dalam satu tahun kinerja Menteri Siti," kata Ubedilah.

sumber liputan6.com

Senin, 19 Oktober 2015

JK: KPK Tetap Perlu Dievaluasi

 Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPKperlu dievaluasi, meski lembaga tersebut telah menunjukkan performa baik dengan mengungkap sejumlah kasus korupsi besar di negeri ini.

"Jadi cukup keras tindakan KPK selama ini. Tapi perlu tetap dievaluasi," kata wapres yang akrab disapa JK ini, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (19/10/2015).

JK juga menyampaikan, KPK termasuk salah satu lembaga pemberantasan korupsi di dunia yang paling banyak menangkap orang. Namun, evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui hal tersebut efektif atau tidak

"Tentu semuanya dievaluasi, menurut kamu KPK itu berhasil atau tidak? Selalu saya katakan tidak ada di dunia ini suatu lembaga di dunia ini yang begitu banyak menangkap orang," tegas JK.

‎Selasa, 6 Oktober lalu, DPR telah memasukkan revisi Undang-Undang KPK dalam Prolegnas 2015. Dalam draft revisi diatur sejumlah hal yang tidak menguntungkan KPK. Salah satunya adalah umur dari KPK hanya 12 tahun sejak Undang Undang tersebut diundangkan.

‎Namun, rencana untuk merevisi itu telah ditunda. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly mengungkapkan, Presiden Joko Widodo yang meminta agar revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi ditunda

Polda Metro Siap Amankan Unjuk Rasa Setahun Jokowi-JK

Jakarta - Polda Metro Jaya siap mengamankan aksi unjuk rasa di sejumlah titik di Ibukota besok. Aksi tersebut dilakukan terkait evaluasi kinerja 1 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla.

"Kita akan lakukan pengamanan karena dapat informasi ada aksi unjuk rasa. Tapi seperti biasa di Jakarta hampir tiap hari ada (unjuk rasa)," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian di kantornya, Jakarta, Senin (19/10/2015).

"Kami mendengar ada beberapa kelompok yang mengkritik. Saya kira enggak apa-apa sebagai masukan," kata dia.

Tito menuturkan, pihaknya tidak melakukan pengamanan ekstra. Dia optimistis, unjuk rasa akan berjalan damai tanpa anarkisme.

"Pengamanan akan dilakukan seperti biasa sesuai protap (prosedur tetap). Kita dengar dan pelajari tidak ada aksi anarkis. Besok ini mudah-mudahan mereka menyampaikan aksi seperti biasa,"‎ tutur Tito.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Kombes Pol Martuani Sormin, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pasukan untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut. Pengamanan akan dilakukan di 3 tempat berbeda.

"Pengamanan sudah kami siapkan. Titik-titiknya ada di Istana, Bundaran Patung Kuda (silang Monas) dan di depan Gedung DPR-MPR," ucap Martuani saat dihubungiLiputan6.com, Senin sore.

Martuani memperidiksi massa yang akan unjuk rasa sekitar 800-1.000 orang. Aksi tersebut akan berlangsung mulai sekitar pukul 08.00 WIB hingga sore hari.

"Kami menempatkan setiap obyek ada 300 personel. Kendaraan taktis pasti ada, itu sudah sesuai protap kami. Apalagi di depan Istana," pungkas Martuani.

sumber liputan6.com

Minggu, 18 Oktober 2015

Jenderal Naga Bonar Nobar Final Piala Presiden di Gedung Sate

Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar akan nonton bareng laga final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC di halaman depanGedung Sate Bandung, Minggu (18/10/2015) malam WIB.
"Update Pak Wagub hari Minggu nonton bareng final Piala Presiden 2015 di halaman Gedung Sate Bandung jam 18.30," kata Kabag Humas Protokol dan Umum Setda Pemprov Jawa Barat Ateng Kusnandar.
Sebelumnya, wagub yang lebih dahulu dikenal dengan karakter Jenderal Naga Bonar ini berharap partai final akan berlangsung aman. Ini mengingat hubungan yang tidak harmonis antara pendukung Persib dan Persija Jakarta.
"Kita harapkan tak ada anarkis, saya kira kalau Pak Presiden Jokowi datang tidak akan ada kerusuhan. Kita berharap The Jakmania sama Bobotoh menghormati Pak Jokowi," ucap Deddy Mizwar.
Sebagai pendukung Persib, Deddy Nizwal optimistis skuat Maung Bandung akan tampil sebagai juara. "Ya menanglah Persib. Insya Allah menang. Prediksi skor 3-1," ujarnya mantap.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bakal menyaksikan langsung pertandingan final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. "Untuk agenda Pak Gubernur Jabar, siang tadi sudah berangkat ke Jakarta untuk nonton final Persib vs Sriwijaya FC," ujar Ateng.

sumber liputan6.com

Ahok: Jakmania Harusnya Malu...

Jakarta - ‎Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahokmengatakan, Jakmania seharusnya malu karena klub bola yang didukung tidak masuk final. Bukan malah membuat onar jelang final Piala Presiden. Menurut dia, Jakmania harusnyalebih terkoordinir seperti fans Persib atau Viking.
"Saya bilang, Jakmania seharusnya malu. Lihat tuh Persib, naik mobil. Jakarta apa yang dibanggakan, nimpuk orang doang," kata Ahok di Polda Metro Jaya, Minggu (18/10/2015).
Menurut Ahok, bila Jakmania kecewa dengan performa tim yang didukung, mereka sebaiknya membentuk tim sendiri. Mantan Bupati Belitung Timur itu menyarankan agar dibentuk Jakmania FC.
"Saya sudah bicara Jakmania. Kami ingin ada rusun cup. Kalau saya suporter, lihat Persija lawan Persib, teriakin pemain enggak bagus-bagus, turun dong jadi pemain," tutur dia.
Untuk mewujudkan niatnya itu, Ahok berjanji akan memberikan tempat penampungan bagi para pemain Jakmania FC. Selain itu, ia juga akan mendatangkan pelatih dari‎ Brasil.
Suami Veronica Tan juga akan membangun lapangan bola di lahan golf Kemayoran, yang nantinya mirip Victoria Park. Untuk stadion, Pemprov DKI juga sedang membangun Stadion BMW.
"Mungkin Oktober atau November. Itu kerja sama dengan Uni Papua. Kami janjikan mereka lapangan bola di Kemayoran. Semua RPTRA ada futsal. Anak-anak harusnya konsentrasi lihat klubnya kalah, latihan yang baik dong," tegas Ahok.
Ahok mengungkapkan, kondisi kemunduran sepak bola seharusnya disikapi dengan membuat terobosan baru. Bukan dengan berbuat ulah yang merugikan orang lain.
"Saya orang luar nih, saya kesel lihat politisi tidak becus. Ya saya turun ke partai, jadi politisi. Bukannya ngamuk enggak karuan," tandas Ahok.

sumber liputan6.com

Ahok: Hukum ABG Pelempar Bus Polisi, Suruh Cuci WC Stadion GBK

Jakarta - 74 Anak Baru Gede (ABG) ditangkap polisi karena melempari bus polisi dengan batu. Mereka melempar petugas tanpa alasan jelas di depan Pintu I Stadion Utama Gelora Bung Karno. 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku geram mendengar hal tersebut. Menurut Ahok, para bocah itu harus diberi sanksi yang membuat jera.

"‎Saya bilang ke Kapolda, kasih hukuman suruh cuci kakus, WC Stadion GBK, biar dia sikat sampai bersih," kata Ahok di Polda Metro Jaya, Minggu (18/10/2015).

Ahok menuturkan, akan meminta nama para ABG yang ditangkap hari ini. Nantinya, akan diproses pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebagai sanksi. 

"Kami akan minta nama-namanya. Kalau mereka anak sekolah, kami akan mulai memberikan sanksi, baik siswa sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kalau dia gunakan KJP, kami akan tahan KJP-nya. Harus ada sanksi," tegas dia.

Menurut Ahok, anak-anak yang sudah melakukan kerusuhan seperti ini sudah tidak bisa didiamkan. Bila tidak diberi sanksi, malah mereka akan semakin menjadi-jadi.

"Selama ini kami memperlakukan mereka seperti anak-anak, lama-lama jadi anak manja. Kalau melanggar aturan, harus diberikan sanksi," imbuh dia.

"Anak manja memang seperti itu. Dulu anak saya tidak mau makan, saya kurung sehari, akhirnya mau makan juga. Kalau tidak seperti itu lama-lama kurang ajar," tandas Ahok.
74 bocah tanggung yang mengenakan kaus oranye digelandang menggunakan Kopaja ke Mapolda Metro. Mereka dikawal 4 polisi di Kopaja dan 4 polisi bermotor.
ABG ini datang dari arah patung pemuda, Bunderan Senayan, secara bergerombol. Setibanya di Pintu I Gelora Bung Karno, tepatnya di depan Hotel Atlet Century, mereka membabi-buta melempar bus petugas dengan batu.

sumber liputan6.com